L Anh Nurhasanh, 29, warga Desa Jasol, Kecamatan Cianjur Kojinang, Jawa Barat, sudah hampir sepekan tinggal di pengungsian setelah rumahnya rusak parah akibat gempa. . 5,6 pada skala Richter.
Dia mengatakan dia dan beberapa warga desa Jasol lainnya awalnya melarikan diri ke distrik Chikkadu di Qianzur, tidak jauh dari tempat tinggalnya.
“Saya mulai dari awal, tapi yang pertama di pengungsian di Kecamatan Cikadu, dan saya pindah ke sini (Desa Jasol) dua hari kemudian,” kata Anna kepada dari Desa Jasol di Cianjur, Jawa Barat, Minggu. (27 November 2022).
Diakui Anah, selama pengungsian di Kecamatan Sikadu, banyak warga yang jatuh sakit, namun sulit berobat.
Ini memaksa dia dan keluarganya pindah ke Desa Gasol atau tempat penampungan di dekat rumahnya.
“Kemudian banyak pasien di sana, dan mereka jauh untuk berobat. Tidak bisa jalan kaki pakai mobil, hanya bisa ke sana dengan sepeda motor,” ujarnya.
Seperti halnya Sekadu, Anah mengatakan pada Sabtu malam (26/11/2022) saja sudah ada dua pasien di shelter tempatnya tinggal saat ini.
“Ada dua pasien tadi malam, dan mereka dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Namun, diakui Anah, bantuan berupa logistik dan obat-obatan mulai meningkat di pengungsian saat ini.
“Alhamdulillah. Obat-obatan di sini cukup. Alhamdulillah. Logistiknya juga banyak,” jelasnya.
Di hari yang sama, Noriti (55), seorang warga, juga mengeluh tidak enak badan.
“Ya, saya masih sesak napas dan saya ingin mendapatkan rontgen. Awalnya, saya tidak bisa berdiri, jongkok, atau merangkak seperti itu karena saat itu gelap.” Dadanya.
Namun, Nourhayati takut dan tidak mau dirawat di rumah sakit. Tapi dia tidak mengatakan dengan tepat ketakutan seperti apa yang dia rasakan.
“Ibu tidak mau, kamu tahu aku takut apa akibatnya jika aku di rumah sakit? Di sini banyak dokter, tapi sementara ibuku berobat, tidak apa-apa. Data “Jika Anda memiliki tim medis dari Evakuasi.
Selama ini warga Desa Jasol sangat membutuhkan bantuan akibat gempa dahsyat tersebut.
